TEMPONTT.COM-KALABAHI,- Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Nusa Tenggara Timur (NTT) singgung soal, orientasi Musyawarah dan Pilkada di NTT dan Pilkada Kabupaten Kota.
Kegiatan Musyawarah Daerah (Musyda) merupakan kegiatan yang berlangsung 4 tahun sekali sesuai dengan masa periodesasi kepimpinan di Pemuda Muhammadiyah.
Kali ini, Wakil Ketua Bidang Komunikasi, Informasi dan Telekomunikasi Fathur Dopong, S.Pd mewakili ketua Pemuda Muhammadiyah NTT Amir Imran Patiraja menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara Musyawarah Daerah (Musyda) ke- V Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Alor pada, Sabtu (12/10/2024) sore.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kampus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (TKIP) Kalabahi ini mengangkat Temah" Pemimpin Baru, Semangat Baru, Menuju Alor Emas"
Diketahui hadir dalam kegiatan, ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kabupaten Alor Muh. Bajher Kamahi,M.Pd dan pengurus, Ibunda Aisiyah, ketua DPRD kabupaten Alor Ernes T.F Makoni, anggota DPRD kabupaten Alor Gunawan Bala, ketua dan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) kabupaten Alor.
"Musyda yang di mulai dengan sederhana seperti ini saya percaya bahwa, tidak ada seorang pelaut tanguh yang lahir dari laut yang tenang," ungkap Wakil Ketua PWPM NTT Fathur Dopong, S.Pd.
Dia juga menyampaikan bahwa, musyawarah hari ini kita sudah jauh dari esensi yang sebenarnya, baik itu pemuda Muhammadiyah ataupun organisasi otonom lainnya.
"Kita lebih fokus pada siapa yang akan menjadi ketua, sementara kita lupa apa kontribusi kita lewat ide dan gagasan agar dilanjutkan oleh periode selanjutnya sehingga kita terlihat kapal tanpa nahkoda" ungkap mantan Ketua DPD IMM NTT
Menurut pria yang lahir dari kampung kecil Pulau Kura- Alor, pemuda Muhammadiyah hari ini jauh dari agama yang sesuai dengan ajaran Muhammadiyah, berpegang teguh pada ajaran Al- Qur'an dan As Sunah, praktek tahayul bid'ah dan churafat dianggap biasa.
Budaya literasi, diskusi, kajian sudah mulai hilang sehingga kader kehilangan intelektualitas dan moralitas yang ada adalah preman jalanan. "Ingat bahwa mayoritas minim kualitas kita hanya menjadi beban sejarah peradaban," tegasnya
Menurut dia, jika kita jauh dengan Agama, jauh dengan Ilmu, tidak punya keteguhan sikap lantas bagaimana bisa kita menjalankan misi Muhammadiyah amar ma’ruf nahi mungkar. Jika kita merujuk pada pemikiran tokoh Pendidikan Agam Islam (Yusuf Qardhawi) "Hasil akhir dari pendidikan adalah perubahan prilaku, akhlak," maka Pendidikan dipertanyakan, karena belum berdampak pada akhlak kader Muhammadiyah hari ini.
"Mari kita ciptakan musyawarah ini dengan sejuk, tunjukkan kecerdasan kita, kedepankan moralitas kita. Untuk menjawab Alor Emas bukan dengan berdiam diri dan terus ribut masalah internal, keluar dan lihat, Alor masi banyak masalah yang harus di pikirkan oleh Pemuda Muhammadiyah, baik itu pertanian, peternakan, kelautan perikanan dan masi banyak lainnya yang harus kita rekomendasikan lewat Musyda kali ini kepada pemerintah," ajak Fathur
"Kita sedang menghadapi pilkada, kader Muhammadiyah wajib hadirkan politik kebangsaan, politik keadaban, politik kemanusiaan, politik kesejahteraan, politik etis dan politik pemerintahan," pungkas Fathur Dopong Wakil Ketua PWPM NTT.
Akhir dari sambutan, pria yang dikenal sebagai singa pedium ini mengutip pesan
Benajir Buto (Mantan Perdana Menteri
Banglades) "Sebuah kapal itu akan terlihat indah saat dia ditambatkan di dermaga, dia dilihat sangat indah karena dihiasi dengan lampu yang gemerlapan, namun sejatinya sebuah kapal itu tidak dibuat untuk ditambatkan di dermaga namun dibuat untuk menerjang ombak dan melawan arus. Artinya setiap pemuda, aktivis ganteng cantik itu silahkan tapi ingat, sejatinya pemuda, aktivis bukan dihadirkan untuk mempertontonkan kecantikan dan kegantengan namun lebih dari itu, kita secara cerdas menggunakan ide dan gagasan agar kita bisa memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa dan negara,".
Redaksi/AB