Kupang-Tempontt.com,-Kepala desa Ekateta, kecamatan Fatuleu kabupaten Kupang provinsi nusa tenggara timur NTT, Yoris Mamo diduga hanya urus Mabok dan tidak mengurus kepentingan masyarakat desa. Bahkan membuat ricuh saat pendistribusian bantuan sosial Bansos kepada warga Ekateta.
Hal ini disampaikan Edison Niuflapu selaku badan perwakilan desa BPD Ekateta setalah kejadian memprihatikan yang melibatkan petugas pendistribusian dari pos Camplong untuk distribusi bantuan sosial, kepada masyarakat desa Ekateta, jumat 11 Oktober 2024.
Dijelaskan Edison, petugas pendistribusian bansos dari pos Camplong sudah berada di lokasi sejak jam 10.00 WITA namun kepala desa masih urus mabuk di rumah warga yang berdekatan dengan kantor desa.
Setelah mabuk kepala desa datang ke kantor desa lalu marah kepada petugas yang sudah ada. Sebab ada upaya petugas untuk menggantikan mama masyarakat yang tidak berada di desa tersebut dengan warga yang ada sesuai dengan petunjuk teknis ( juknis). Namun kepala desa tersebut masuk ke ruangan dalam keadaan mabuk dan melarang agar tidak perlu ada pengisian formulir namun lansung dibagikan sehingga menyebabkan pertengkaran antara kepala desa dan petugas pendistribusian.
Dikatakan Edison bahwa alasan mengisi formulir agar mempermudah pertanggungjawaban namun tidak diindahkan oleh kepala desa Ekateta.
Lebih jauh Edison mengatakan kepala desa saat itu dalam keadaan mabuk lalu masuk ke kantor desa dan Bersi tegang dengan petugas desa dan RT/RW yang saat itu sedang melayani masyarakat dalam distribusi bansos yang dibuktikan dengan rekaman vidio berdurasi 4 menit 22 detik.
Dalam rekaman vidio tersebut, Edison sebagai BPD setempat mengatakan para petugas tidak boleh dimara dengan berupaya untuk menenangkan kepala desa, namun tidak didengar oleh kepala desa yang diduga telah dikuasai oleh minuman keras.
Usai mara-mara dijelaskan Edison yang saat itu berada di lokasi kejadian, bahwa kepala desa kembali ke rumah warga untuk lanjutkan mabuk. Sekitar pukul 16.00 WITA kepala desa kembali ke kantor desa untuk memarahi petugas pendistribusian dan RT/ RW yang masih berada di lokasi kantor desa.
Saat itu warga desa Ekateta penerimaan bansos sudah membubarkan diri karena semuanya sudah selesai distribusi yang belum hanyalah warga yang belum mendapatkan informasi. Sehingga BPD desa Ekateta mengatakan yang harus disalahkan bukan petugas pendistribusian namun pemerintah desa karena tidak memberikan informasi secara menyeluruh.
“Saya bilang kita tidak boleh mara petugas karena informasi undangan dari pemerintah itu yang tidak jelas jadi masyarakat tidak datang lagi masa petugas mau duduk tunggu sampai kapan untuk layani,”ucapnya kepada media melalui via telepon.
Mirisnya kepala desa yang diduga dalam keadaan mabuk tersebut, meminta untuk petugas tetap melayani sedangkan waktu sudah menunjukan pukul 16.00 WITA .
Edison mengatakan petugas pendistribusian 3 orang yang diutus dari pos camplong tidak makan tidak minum sejak jam 10.00 WITA hingga pukul 16.00 WITA di kantor desa Ekateta.
Dikatakan lebih lanjut bahwa tidak ada upaya untuk penyelesaian secara baik-baik karena kepala desa saat-saat itu terbawa emosional dan dikuasai oleh minuman keras.
‘Kita mau selesaikan bagaimna, masyarakat sudah tidak ada, karena sudah sore, na bapak desa dia ngamuk terus-ngamuk terus,”tutur Edison
Sikap arogansi dari kepala desa Ekateta tersebut mengundang reaksi dari salah satu RT yang ada di lokasi, RT tersebut meminta agar kepala desa tidak memarahi petugas namun memahami RT dan RW sebagai perpanjangan tangan pemerintah desa.
“Bapak kita tidak boleh mara petugas, kalau bapak marah kami RT/RW itu jelas karena mungkin kami tidak sempat sampaikan dimasyarakat sehingga hari ini tidak hadir semua,” tutur BPD meniru ucapan RT.
Sebagai masyarakat desa yang dipercayakan menjadi BPD desa Ekateta merasa kesal dengan sikap kepala desa yang tidak melayani masyarakat dengan baik.
Dikatakan tingkah laku kepala desa seperti itu bukanlah hal baru. Namun sudah berulang kali.
“Bertahun-tahun bapak desa ini hanya urus mabuk, jarang urus masyarakat desa,”ujarnya.
BPD mengungkap selama ini kepala desa Ekateta Yoris Mamo lebih banyak meluangkan waktu untuk mabuk dari pada mengurusi persoalan masyarakat desa.
Edison selaku BPD desa Ekateta mengatakan, sudah melaporkan secara lisan melalui WhatsApp kepada camat Fatuleu, Hendra Moy namun sampai saat ini belum ada informasi terkait persoalan tersebut.
Sampai berita ini diturunkan kepala desa Ekateta dan camat Fatuleu belum merespon konfirmasi dari tim media ini.